Minggu, 10 Februari 2013

Corat Marot KartuJamkesmas2013 di kecamatanTebingTinggiKabupatenBalangan



TebingTinggi, 22 Desember 2012. Jauh sebelum kartu jamkesmas untuk tahun 2013 di bagikan sebenarnya sudah muncul perasaan takut bahwa kartu jamkesmas tidaklah sesuai dengan sasaran yang diharapkan, dan perkiraan ini pun pada akhirnya tidak dapat dipungkiri telah menjadi kenyataan, Bapak Fahrul kepala desa sungsum kecamatan Tebing Tinggi menjelaskan bahwa kartu jamkesmas ini memang tidak sesuai dengan harapan karena dari daftar nama penerima kartu jamkesmas didesanya ada yang tidak bisa di katakan sebagai keluarga miskin apa lagi hampi rmiskin, karena dari rumah,perabotan dan sebagainya saja sudah nampak bahwa mereka bukan kategori tersebut, bahkan menurutnya ada warga yang pekerjaannya adalah Pegawai Negeri Sipil yang secara langsung merupakan peserta Askes malah terdaftar sebagai penerima kartu jamkesmas. Sedang mereka yang pada kenyataannya adalah warga miskin tidak terdaftar sama sekali. “ kalau kartu Jamkesmas ditujukan untuk Masyarakat miskin ini jelas tidak benar,data apa yang digunakan dalam penentuan penerima kartu jamkesmas ini? ” katanya dengan tegas. dengan jujur ia mengaku merasa takut bahwa pembagian kartu Jamkesmas ini akan menjadi pemicu adanya anarkisme di desanya, dan Ia juga menakutkan bahwa ini semua akan menimbulkan fitnah kepadanya bahwa adanya permainan tertentu antara perangkat desa dengan penetapan data penerimakartu Jamkesmas.
Di desa Mayanau juga mengalami hal yang sama, dari masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ia tidak temasuk masyarakat yang menerima kartu Jamkesmas untuk tahun 2013, sedang tetangganya yang secara ekonomi jauh diatasnya menerima kartu jamkesmas, “ nini pang rumahUlun (inilah rumah saya_Banjar Red)” katanya sambil mengajak penulis untuk mampir kerumahnya yang beratap daun rumbia dan untuk penerangan ikut parallel tetangganya, kemudian ia menunjukkan rumah tetangga samping rumah yang menerima kartu Jamkesmas,rumah tersebut teramat kontras dengan rumahnya, rumah tersebut Nampak lebih kokoh dibandingkan dengan rumahnya, beratap seng, terdapat antenna parabola dan kendaraan roda dua tahun terbaru bernaung di pelataran rumah tersebut, “padahal ulun tamasuk panarima kartu jua sebelumnya (padahalsayatermasukpenerimakartujugasebelumnya_red).

Jamkesmas atau Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat berupa jaminan kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah (miskin dan rentan miskin).Berbeda dengan criteria penerima kartu jamkesmas pada tahun 2012 yaitu masyarakat miskin dan sangat miskin, maka untuk tahun 2013 kriteria penerima kartu jamkesmas adalah sangat miskin, miskin, hampir miskin dan rentan miskin. Dengan memperhatikan criteria ini dan memperhatikan kehidupan di Kabupaten Balangan seharusnyalah jumlah peserta Jamkesmas akan meningkat, namun dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan diketahui bahwa Jumlah peserta sebelumnya adalah 26.043 jiwa dan untuk tahun 2013 jumlahnya berkurang hanya 22.827 jiwa. Norsamidi,S.Kep, Kasubag TU Puskesmas Tebing Tinggi Menjelaskan bahwa alasan berkurangnya jumlah peserta dan alasan penerbitan kartu baru ini adalah adanya kenyataan bahwa ternyata kartu jamkesmas tidak tepat sasaran, peserta sudah meninggal dunia, penduduk baru akibat kelahiran dan perubahan tingkat ekonomi, namun Ia juga berujar“Dinas Kesehatan dan jajarannya hanya menerima yang telah berupa kartu Jamkesmas, sehingga kami tidak dapat berbuat banyak jika ada warga masyarakat miskin yang luput dari pendataan karena data penerima dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan kemiskinan atau TNP2K”
Pengelola Jamkesmas Puskesmas Tebing Tinggi, Herry, AMK pada kesempatan yang sama ikut menambahkan bahwa apabila dalam pendistribusian kartu jamkesmas ini ada yang tidak tepat sasaran dalam artian bahwa ternyata penerima kartu jamkesmas tersebut secara ekonomi tidak termasuk kategori yang telah ditetapkan yaitu warga masyarakat yang sangat miskin, miskin, hampir miskin dan rentan miskin atau peserta Jamkesmas sudah meninggal, maka kartu wajib dikembalikan, sedang dalam pelaksanaan pendistribusian kartu kepeserta jamkesmas untuk wilayah Puskesmas Tebing Tinggi semua melibatkan tenaga kesehatan terutama Bidan Desa dan para perangkat desa penerima kartu jamkesmas, menyikapi permasalahan bahwa kartu jamkesmas ternyata ada yang tidak tepat sasaran ia menyatakan tidak dapat berbuat banyak tentang hal ini namun apa bila ini semua dianggap sebagai sebuah benang kusut maka untuk mengurai benang kusut ini kita harus menelusuri cikal bakal penerbitan kartu jamkesmas ini,ia mengatakan “ proses kepesertaan jamkesmas ini berdasarkan data dari BPS, yaitu Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 yang kabarnya dilaksanakan di bulan juli agustus 2011 untuk memperoleh basis data terpadu rumah tangga dan keluarga sasaran, data ini digunakan untuk berbagai program bantuan dan perlindungan sosial yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 2012 – 2014, data ini kemudian diserahkan ke TNP2K atau Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, kemudian ditetapkanlah kepesertaan jamkesmas, oleh PT. Askes di beri Nomor kepesertaan Jamkesmas, dan di cetak oleh Kemitraan Balai Pustaka, sedang kementerian Kesehatan hanyalah menerima data kepesertaan Jamkesmas dan kemudian mendistribusikannya”
Kepala Puskesmas TebingTinggi, Rahmadi, AMK, menambahkan, “untuk mengatasi adanya masyarakat miskin yang tidak terdaftar dalam kepesertaan jamkesmas, disarankan untuk mengikuti kepesertaan Jamkesda Kabupaten Balangan, tidak banyak perbedaan antara jamkesda dan jamkesmas perbedaannya hanya terletak pada pendanaannya, apabila pada jamkesmas menggunakan dana APBN sedangkan Jamkesda menggunakan APBD Kabupaten Balangan. Sedang dalam pelayanan kesehatan yang di berikan tidak ada bedanya, apalagi sekarang ini Jamkesda Kabupaten Balangan sudah menunjuk Rumah Sakit Balangan, RSUD H. Damanhuri Barabai, RSUD Ulin Banjarmasin dan RSJD Sambang Lihum sebagai Rumah Sakit Rujukan, dan kalaupun dengan Rumah Sakit ini masih belum mencukupi juga kita bisa menggunakan Jaminan Kesehatan Provinsi atau Jamkesprov”tegasnya menjelaskan.
Nah apabila kenyataan sekarang bahwa kartu jamkesmas ini menjadi sebuah kecarot marotan, mungkin dengan adanya tulisan ini kita bisa mengurai benang kusut jamkesmas 2013, selanjutnya apabila harus menjadi orang yang kritis dengan mempertanyakan ini salah siapa? Penulis bukanlah seorang hakim yang mampu membuat Pernyataan siapa yang benar dan siapa yang salah, namun dengan tulisan ini penulis ingin mengajak pembaca untuk berpikir dan silahkan menentukan siapa saja yang patut di salahkan apabila kartu Jamkesmas ini adalah sebuah permasalahan. []