TebingTinggi, 22 Desember 2012.
Jauh sebelum kartu jamkesmas untuk tahun 2013 di bagikan sebenarnya sudah muncul
perasaan takut bahwa kartu jamkesmas tidaklah sesuai dengan sasaran yang
diharapkan, dan perkiraan ini pun pada akhirnya tidak dapat dipungkiri telah menjadi
kenyataan, Bapak Fahrul kepala desa sungsum kecamatan Tebing Tinggi menjelaskan
bahwa kartu jamkesmas ini memang tidak sesuai dengan harapan karena dari daftar
nama penerima kartu jamkesmas didesanya ada yang tidak bisa di katakan sebagai keluarga
miskin apa lagi hampi rmiskin, karena dari rumah,perabotan dan sebagainya saja sudah
nampak bahwa mereka bukan kategori tersebut, bahkan menurutnya ada warga yang pekerjaannya
adalah Pegawai Negeri Sipil yang secara langsung merupakan peserta Askes malah terdaftar
sebagai penerima kartu jamkesmas. Sedang mereka yang pada kenyataannya adalah warga
miskin tidak terdaftar sama sekali. “ kalau kartu Jamkesmas ditujukan untuk Masyarakat
miskin ini jelas tidak benar,data apa yang digunakan dalam penentuan penerima kartu
jamkesmas ini? ” katanya dengan tegas. dengan jujur ia mengaku merasa takut bahwa
pembagian kartu Jamkesmas ini akan menjadi pemicu adanya anarkisme di desanya,
dan Ia juga menakutkan bahwa ini semua akan menimbulkan fitnah kepadanya bahwa adanya
permainan tertentu antara perangkat desa dengan penetapan data penerimakartu Jamkesmas.
Di
desa Mayanau juga mengalami hal yang sama, dari masyarakat yang tidak mau disebutkan
namanya mengatakan bahwa ia tidak temasuk masyarakat yang menerima kartu Jamkesmas
untuk tahun 2013, sedang tetangganya yang secara ekonomi jauh diatasnya menerima
kartu jamkesmas, “ nini pang rumahUlun (inilah rumah saya_Banjar Red)” katanya sambil
mengajak penulis untuk mampir kerumahnya yang beratap daun rumbia dan untuk penerangan
ikut parallel tetangganya, kemudian ia menunjukkan rumah tetangga samping rumah
yang menerima kartu Jamkesmas,rumah tersebut teramat kontras dengan rumahnya,
rumah tersebut Nampak lebih kokoh dibandingkan dengan rumahnya, beratap seng,
terdapat antenna parabola dan kendaraan roda dua tahun terbaru bernaung di
pelataran rumah tersebut, “padahal ulun tamasuk panarima kartu jua sebelumnya (padahalsayatermasukpenerimakartujugasebelumnya_red).
Jamkesmas
atau Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan
dan perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat berupa jaminan
kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah (miskin dan rentan
miskin).Berbeda dengan criteria penerima kartu jamkesmas pada tahun 2012 yaitu masyarakat
miskin dan sangat miskin, maka untuk tahun 2013 kriteria penerima kartu jamkesmas
adalah sangat miskin, miskin, hampir miskin dan rentan miskin. Dengan memperhatikan
criteria ini dan memperhatikan kehidupan di Kabupaten Balangan seharusnyalah jumlah
peserta Jamkesmas akan meningkat, namun dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan
diketahui bahwa Jumlah peserta sebelumnya adalah 26.043 jiwa dan untuk tahun
2013 jumlahnya berkurang hanya 22.827 jiwa. Norsamidi,S.Kep, Kasubag TU
Puskesmas Tebing Tinggi Menjelaskan bahwa alasan berkurangnya jumlah peserta dan
alasan penerbitan kartu baru ini adalah adanya kenyataan bahwa ternyata kartu jamkesmas
tidak tepat sasaran, peserta sudah meninggal dunia, penduduk baru akibat kelahiran
dan perubahan tingkat ekonomi, namun Ia juga berujar“Dinas Kesehatan dan jajarannya
hanya menerima yang telah berupa kartu Jamkesmas, sehingga kami tidak dapat berbuat
banyak jika ada warga masyarakat miskin yang luput dari pendataan karena data
penerima dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan kemiskinan atau
TNP2K”
Pengelola
Jamkesmas Puskesmas Tebing Tinggi, Herry, AMK pada kesempatan yang sama ikut menambahkan
bahwa apabila dalam pendistribusian kartu jamkesmas ini ada yang tidak tepat sasaran
dalam artian bahwa ternyata penerima kartu jamkesmas tersebut secara ekonomi tidak
termasuk kategori yang telah ditetapkan yaitu warga masyarakat yang sangat miskin,
miskin, hampir miskin dan rentan miskin atau peserta Jamkesmas sudah meninggal,
maka kartu wajib dikembalikan, sedang dalam pelaksanaan pendistribusian kartu kepeserta
jamkesmas untuk wilayah Puskesmas Tebing Tinggi semua melibatkan tenaga kesehatan
terutama Bidan Desa dan para perangkat desa penerima kartu jamkesmas, menyikapi
permasalahan bahwa kartu jamkesmas ternyata ada yang tidak tepat sasaran ia menyatakan
tidak dapat berbuat banyak tentang hal ini namun apa bila ini semua dianggap sebagai
sebuah benang kusut maka untuk mengurai benang kusut ini kita harus menelusuri cikal
bakal penerbitan kartu jamkesmas ini,ia mengatakan “ proses kepesertaan jamkesmas
ini berdasarkan data dari BPS, yaitu Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun
2011 yang kabarnya dilaksanakan di bulan juli agustus 2011 untuk memperoleh
basis data terpadu rumah tangga dan keluarga sasaran, data ini digunakan untuk berbagai
program bantuan dan perlindungan sosial yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pada
tahun 2012 – 2014, data ini kemudian diserahkan ke TNP2K atau Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, kemudian ditetapkanlah kepesertaan jamkesmas, oleh
PT. Askes di beri Nomor kepesertaan Jamkesmas, dan di cetak oleh Kemitraan Balai
Pustaka, sedang kementerian Kesehatan hanyalah menerima data kepesertaan Jamkesmas
dan kemudian mendistribusikannya”
Kepala
Puskesmas TebingTinggi, Rahmadi, AMK, menambahkan, “untuk mengatasi adanya masyarakat
miskin yang tidak terdaftar dalam kepesertaan jamkesmas, disarankan untuk mengikuti
kepesertaan Jamkesda Kabupaten Balangan, tidak banyak perbedaan antara jamkesda
dan jamkesmas perbedaannya hanya terletak pada pendanaannya, apabila pada jamkesmas
menggunakan dana APBN sedangkan Jamkesda menggunakan APBD Kabupaten Balangan.
Sedang dalam pelayanan kesehatan yang di berikan tidak ada bedanya, apalagi sekarang
ini Jamkesda Kabupaten Balangan sudah menunjuk Rumah Sakit Balangan, RSUD H.
Damanhuri Barabai, RSUD Ulin Banjarmasin dan RSJD Sambang Lihum sebagai Rumah Sakit
Rujukan, dan kalaupun dengan Rumah Sakit ini masih belum mencukupi juga kita bisa
menggunakan Jaminan Kesehatan Provinsi atau Jamkesprov”tegasnya menjelaskan.
Nah
apabila kenyataan sekarang bahwa kartu jamkesmas ini menjadi sebuah kecarot marotan,
mungkin dengan adanya tulisan ini kita bisa mengurai benang kusut jamkesmas
2013, selanjutnya apabila harus menjadi orang yang kritis dengan mempertanyakan
ini salah siapa? Penulis bukanlah seorang hakim yang mampu membuat Pernyataan siapa
yang benar dan siapa yang salah, namun dengan tulisan ini penulis ingin mengajak
pembaca untuk berpikir dan silahkan menentukan siapa saja yang patut di salahkan
apabila kartu Jamkesmas ini adalah sebuah permasalahan. []