Masyarakat suku banjar
adalah suku mayoritas yang mendiami provinsi Kalimantan selatan.
Suku ini sangat identik sebagai pemeluk agama Islam. Sehingga apabila telah masuk bulan ramadhan atau bulan puasa pasti akan disambut dengan suka cita.
Ada saja kegiatan yang tidak kita otemui di bulan-bulan lainnya yang hanya ditemukan di bulan ini, memang bulan ramdhan adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan, ketikkan kata ‘keistimewaan bulan ramadhan’ di google,begitu banyak informasi yang dikabarkan tentang keistemewaan bulan ini.
Suku ini sangat identik sebagai pemeluk agama Islam. Sehingga apabila telah masuk bulan ramadhan atau bulan puasa pasti akan disambut dengan suka cita.
Ada saja kegiatan yang tidak kita otemui di bulan-bulan lainnya yang hanya ditemukan di bulan ini, memang bulan ramdhan adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan, ketikkan kata ‘keistimewaan bulan ramadhan’ di google,begitu banyak informasi yang dikabarkan tentang keistemewaan bulan ini.
Di daerah asalku di
Barabai, tepatnya di Desa Banua Budi Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, ada kebiasaan menyalakan Lampu Culuk
apabila bulan Ramadhan memasuki hari ke 20 di depan rumahnya,jadi penyalaan
lampu culuk ini juga dapat di jadikan sebagai penanda bahwa Bulan ramadhan
keesokan harinya memasuki hari ke 21.
Angka 21 Ramadhan memang mempunyai arti yang istimewa karena pada dahulu merupakan saat di turunkannya Al Qur’an Kepada Nabi Muhammad SAW.
Angka 21 Ramadhan memang mempunyai arti yang istimewa karena pada dahulu merupakan saat di turunkannya Al Qur’an Kepada Nabi Muhammad SAW.
menurut Mama sebenarnya
kebiasaan menyalakan lampu culuk ini tidak hanya di Banua Budi,tapi di semua
Desa di Hulu Sungai Tengah, lampu culuk ini karena dinyalakan setiap ramadhan
sejak harike 20 malam ke 21 lebih dikenal sebagai lampu salikur.
Lampu salikur adalah
lampu yang terbuat dari batang paring atau bamboo diberi lobang untuk
menempatkan sumbu lampu dan untuk memasukkan minyak tanah sebagai bahan
bakarnya.
Namun sekarang
ini,seiring dengan sudah sekian lamanya masuknya penerangan PLN, lampu salikur
semakin sulit dijumpai, dan bahkan untuk tahun ini saja di Banua Budi Penulis
hanya menemukan 4 buah rumah yang memasang lampu salikur.
Pada akhirnya lampu
salikur yang pada awalnya merupakan sarana penerangan di jalanan dan juga
sebagai penanda memasuki hari 21 bulan Ramadhan pun mulai terlupakan, dan
sebelum benar-benar terlupakan izinkan penulis mengucapkan : ‘SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA DAN
SELAMAT MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar