Monumen gerilya ALRI Birayang |
Pangkalan ini terletak tidak jauh dari Pasar Birayang,
hanya beberapa puluh meter saja, sebegitu menyeberang jembatan birayang,
melewati Monumen Gerilya ALRI, ambil jalan sebelah kiri, tampaklah sudah
pangkalan itu.
RILA MATI BABANTAL TUMBAk DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK,
semboyan ini nampak tertulis bertatah dengan hurup besar didinding Beton bercat
biru laut sebelah kanan,nampak sangat kontras dengan sinar matahari pagi yang
baru bersinar kala itu, ada kesan keberanian, keikhlasan, ketulusan tanpa
pamrih dan kekuatan semangat berjiwa rela berkorban maha besar yang kurasakan ,
kalaupun terasa angkuh…..biarlah, sepantasnya semua ini ada dan diucapkan oleh
mereka, kuucapkan kata-kata ini berulang-ulang namun aku juga tidak berani
berlama-lama memandangi terlalu lama tulisan ini, aku tertunduk begitu kuat
rasanya tulisan ini, aku merasa malu dan merasa tidak pantas berada di tempat
itu.bagian tengah dari tempat aku berdiri nampak logo keemasan berlambang sauh,
padi dan kapas dan 5 bamboo runcing.dan pada bagian dinding beton sebelah kiri
bertatah tulisan Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Birayang……kuambil
secarik kertas dari dalam ransel dan kutuliskan disana ‘Terimakasih pahlawan’ dan
kuletakkan di bawah logo keemasan itu.
Hari itu, ditempat itu, aku melihat semboyan bukan
hanya ada diucapan, aku menjadi saksi perkataan Teman sehati_teman sejati di
praktekkan dalam arti yang sebenarnya,berbagi peluh, darah dan kesetiaan, aku
merasa malu karenanya….. pertemanan sejati_sehati yang kualami hanyalah sampai
kepada berbagi rokok,berbagi nasi kotak sisa seminar karena kiriman dari
kampung yang datang telat, berbagi hasil contekan ujian kala kuliah, berbagi
kasur sebagai tempat merebahkan badan pada saat harus keluar dari kost karena
sudah tak mampu bayar atau di kala kecil dahulu berbagi nangka, jeruk, pisang
tetangga yang kami curi dari kebunnya, kuusap mataku yang sedikit berawan,
tidak ada camar terbang, tidak ada angin laut, tidak ada laut biru, tidak ada
pula pasir pantai, …….aku memang bukanlah berada di pangkalan Angkatan Laut
dalam arti sebenarnya tapi aku berada di Makam Pahlawan Tentara Angkatan Laut
Republik Indonesia Divisi IV pertahanan Kalimantan birayang, hanya ada 26 nisan
berbaris 2, terpampang nama di batu nisan itu mulai dari kiri kekanan pada
bagian depan Baseri, Amat Anul, H.
Damanhuri, H. Saruji , H. Rusli P, H. Ahmad bin Yahya, Anang Acil, A Tuul, Sahran,
halid dan Made Gawis, dan Pada Baris ke dua tertulis nama Semarang, Marjuni,
Amberi, Caba, Tiung, Baslin, Tukacil, Mayor, Gurdan, Yurkani, Parmali, Mukeri,
Masdar, Hamzah dan Aini.
Makam Pahlawan Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Birayang |
Di Monumen Gerilya ALRI yang tidak seberapa jauh dari
Makam Pahlawan ini ada tatahan tulisan B.P.R.I.K (Barisan Pemberontak Republik
Indonesia), GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka), GERIMRI (Gerakan
Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia), MTKI (Mandau Telabang Kalimantan
Indonesia), Ps Sabilillah (Pasukan Sabilillah) dan B.B (Banteng Borneo),dalam
buku Proklamasi Kesetian Kepada Republik,karangan Wajidi dikatakan bahwa
perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan dimulai sejak
Perang Dunia II berakhir, dan Pengiriman Tentara Republik ke Kalimantan baik
secara berkelompok atau sendiri-sendiri lebih memungkinkan melewati laut,
tanggal 4 April 1946 dibentuk ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dengan
Panglima Letkol. Zakaria Madun dan Kepala Staf May. Firmansyah, 6 bulan
kemudian yaitu tanggal 10 Oktober 1946 dikirimlah ekspedisi penghubung yang di
pimpin oleh Letnan II Asli Zuhri dan wakilnya Letnan Muda Mursyid Seman ke
Kalimantan dengan tugas pokok membentuk organisasi ALRI Divisi IV di Kalimantan
Selatan dan menyatukan organisasi-organisasi perjuangan yang ada ke dalam ALRI
Divisi IV, untuk melakukan tugasnya mereka berusaha menemui Hasan Basry di
pedalaman Kalimantan Selatan. Setelah melalui serangkaian pertemuan dan
Pembicaraan dengan Hasan Basry, maka
pada tanggal 18 Nopember 1946 di Desa Tabat Haruyan didirikanlah satu Batalyon
dengan nama Batalyon Rahasia ALRI Divisi IV”A” Pertahanan Kalimantan, Hasan
Basri diangkat menjadi Komandannya dengan kesediaan menyatukan Laskar-laskar
perjuangan di kalimanta Selatan, nah nama-nama badan kelaskaran di Monumen
Gerilya ALRI diatas merupakan sebagian dari sekian banyak Badan Kelaskaran yang
menggabungkan diri dengan ALRI Divisi IV.
Dan dihari ini 10 november 2012, di hari pahlawan, aku
berdiri di pangkalan terakhirmu…….setangkup do’a dan ucapan terimakasih
kuucapkan, “terimakasih pahlawan, terimakasih untuk semua, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar